Urip Mung Mampir Ngombe
Meaning that ‘life is a brief stop for a sip of water’
on a longer spiritual journey.
In this view, all our experiencies,
the way we go through the rites of passage,
from birth to adulthood,
marriage and parenthood,
the old age and death,
all our loves and friendships,
all our commitments,
all our compassion,
and the way we learn to deal with our failure, disappointment,
and misfortunies,
constitutes the making for human growth
on this longer spiritual journey.
Soedjatmoko, (12-14-1989)
Soedjatmoko
Lahir 10 Januari 1922 di Sawahlunto, dan meninggal di Yogyakarta 21 Desember 1989. Ia menyelesaikan ELS di Surabaya dan kemudian Hoogere Burger School (HBS) tahun 1936, dan ia masuk kedokteran pada tahun 1940 di Jakarta. Pada tahun inilah ia ikut pergerakan hingga akhirnya dipenjara oleh pemerintah kolonial Jepang. Keluar dari penjara ia mengasingkan diri di Solo dan ia banyak membaca buku-buku pemikir Barat, mistik Islam, kejawen dan berbagai agama dunia.
Soedjatmoko pernah menjabat sebagai Duta besar RI untuk Amerika Serikat (1968-1971), Penasehat Ahli Bidang Sosial Budaya pada BAPENAS di Jakarta (1971-1980), dan Rektor Universitas PBB di Tokyo sejak 1980. Memperoleh gelar Doctor Honoraris Causa dari Cedar Chrest University (Doctor of Laws, 1969) dan Yale University (Doctor of Humanities, 1970) di AS, dari University Sains di Penang (Doctor Persuratan, 1982), dan ia juga menjadi anggota Club of Roma dan anggota kehormatan American Academy of Arts and Science.
Ia adalah seorang pemikir yang memiliki perhatian pada banyak hal, mulai dari politik, agama, sastra, kebudayaan dan sebagainya.
Karya tulisnya tersebar di dalam dan di luar negeri, di antaranya: Etika Pembebasan (Jakarta: LP3ES, 1988) ; Dimensi Manusia dalam Pembangunan (Jakarta: LP3ES, 1990) ; Menjelajah Cakrawala: Kumpulan karya Visioner Sodjatmoko (1994), dan ia mengedit bersama Mohammad Ali, Resink, dan Kahin buku berjudul An Introduction to Indonesian Historiography yang terbit tahun 1965. Buku itu diterjemahkan dengan judul Historiografi Indonesia: Sebuah Pengantar (Jakarta: Gramedia,1995).
Buku ini kumpulan tulisan para ahli sejarah Indonesia, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam pengantarnya Soedjatmoko mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan penting dalam studi sejarah Indonesia. Hal itu terjadi disebabkan tersedianya bahan baru dan penggunaan metode penelitian baru. Lebih lanjut ia mengatakan, “Pertama, penemuan historigrafi Bugis-Makasar sebagai sumber sejarah asli yang penting. Kedua, beberapa negara baru, antara lain Uni Soviet [Rusia] dan Jepang, telah mulai mengadakan penelitian tentang sejarah Indonesia. Di samping itu, penggunaan metode-metode ilmu pengetahuan sosial terhadap sejarah Indonesia telah menghasilkan perkembangan pendekatan interdisipliner yang ternyata sangat bermanfaat”.
Buku ini berusaha menyediakan sumber-sumber sejarah Indonesia dari berbagai jalur.
17-3-2023