Denys Lombard, Sejarawan Prancis

dari buku PS

Dari mana Denys Lombard tertarik dengan sejarah dan budaya kawasan Timur? Ayahnya Maurice Lombard adalah sejarawan yang meneliti sejarah, terutama sejarah peradaban Islam. Ia melakukan studi tentang ekonomi pada masa awal penyebaran Islam. Ia pernah bermukim di beberapa negeri Eropa dan di Mesir. Lalu ia mengabdi sebagai professor di Ecole Practique des Hautes Etudes, suatu lembaga yang didirikan Lucian Febre tahun 1949, kata Henri Chambert-Loir.

Denys Lombard dilahirkan pada tanggal 4 Februari 1938 di Marseille, Prancis. Ia mulai belajar di kota itu dan kemudian ia melanjutkan pendidikanya di Paris. Selesai tingkat lanjut ia meneruskan studinya di universitas di bidang sastra, sejarah dan bahasa-bahasa Timur. Ia mendapat berbagai ijazah dalam sastra klasik dan sejarah Eropa, dan empat diploma di sekolah nasional bahasa-bahasa Timur (Ecole Natonale des Langues Orientales Vivantes, ENLOV yang kini bernama INALCO), yaitu diploma bahasa Tionghoa. Melayu-Indonesia, Khmer dan bahasa Thai. Di antara guru besar yang membinanya adalah George Coedes, yang mengajar sejarah dan kebudayaan Asia Tenggara.

Denys Lombard menaruh perhatian khusus pada dunia Tionghoa dan Melayu-Indonesia. Ia menikah dengan Claudine Salmon yang sedang studi di bidang hokum Barat dan sejarah Tionghoa. Bersama-sama mereka mengikuti kuliah lebih banyak lagi dan bermacam-macam ilmu. Ia juga mengikuti kuliah Louis Charles Damais Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, dan pada tahun 1961 ia menerima ijazah dengan disertasi, ”Kerajaan Aceh pada zaman Iskandar Muda, 1606-1637”. Sementara Claudine Salmon melanjutkan studi bidang sejarah Tongkok dengan disertasi “Suatu contoh akulturasi di Tiongkok: Propinsi Guizou pada abad 18”.

Pada tahun 1964 ketika Denys Lombard berumur 26 tahun menyelesaikan studinya ia telah memiliki seperangkat pengetahuan yang di Prancis disebut “klasik” (tentang sastra dan sejarah Eropa yang luas) dan pendidikan beraneka ragam di bidang ilmu-ilmu sosial, serta pengetahuan yang mendalam tentang beberapa kebudayaan Asia, terutama kebudayaan Tiongkok dan Indonesia.

Ketika menjadi pengajar sejarah banyak mahasiswa belajar padanya tentang ilmu-ilmu sosial dan sejarah, termasuk dari Indonesia.

Ia menguasai sejumlah bahasa asing, selain bahasa-bahasa kuno klasik (dapat membaca bahasa Yunani, Latin dan sedikit Sanskerta) dia dapat berbicara bahasa Inggris, Jerman, Tionghoa dan Indonesia dan dapat membaca bahasa Itali, Spanyol, Portugis, Belanda, Rusia, Khamer dan Thai.

Kekayaan pengetahuan bahasa dan bidang-bidang ilmu yang luas serta haus akan pengetahuan yang tak terpuaskan memungkinkan ia melakukan pekerjaan tak henti-hentinya. “Pengetahuan itulah yang kemudian melandasi sikap komparatif dan interdisipliner yang dianutnya sepanjang hidupnya. Pengetahuan itu pula memperkaya gaya bahasanya sendiri, yang sudah mantap pada tahun-tahunnya di universitas itu dan tidak berubah selama ke-35 tahun berikutnya, suatu gaya khas yang kaya, jernih, padat, luwes, penuh metafora dan referensi budaya, sehingga sulit dianalisa, apalagi diterjemahkan, sebagaimana pernah dialami oleh tim penerjemah yang menghasilkan versi Indonesia dari karyanya Nusa Jawa Silang Budaya”, kata Henri Chambert-Loir.  (h, 15)

Terjemahan maha karyanya (chef d’ouvre) itu berasal dari bahasa Prancis Le Carrefour Javanais, tiga jilid. Buku ini diistilahkan sebagai sejarah global, total dan terpadu.

“Karya ini sangat “ensiklopedis”, tetapi bukan sebuah ensiklopedia yang secara pasif memberi informasi tentang segala sesuatu yang kita perlukan. Karya ini bertolak dari sebuah strategi akademis yang jelas dan dengan landasan filsafat pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Semua hal yang diceritakan atau diberitakan tidaklah berdiri sendiri, tetapi terkait erat dengan yang lain, dan kesemuanya merupakan bagian dari “skenario” yang berangkat dari pertanyaan utama: bagaimanakah Jawa secara historis bisa diketahui dan dipahami? Maka, dari sudut ini bolehlah dikatakan bahwa karya Lombard yang judul aslinya Le Carrefour Javanais: Essai d’histoire globale, adalah studi yang pertama yang memakai pendekatan yang tampaknya serba “menyeluruh” terhadap sejarah Jawa.”, dikatakan Taufiq Abdullah. (h. 52-53) Lombard dalam menulis sejarah Jawa menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh aliran dari madzhab Annales.

Buku Nusa Jawa Silang Budaya diterbitkan dalam bahasa Indonesia tahun 1996. Dalam buku ini penulis membagi tiga bagian yaitu: 1, zaman modern, suatu proses oksidentalisasi; 2, zaman islamisasi, dan 3, zaman Hindu-Budha. Ia memulai pembahasan dari lapisan paling pertama hingga ke lapisan terdalam, dengan analogi geologis. Dalam menulis sejarah politik pembatasannya cukup tajam dibuat sekitar peristiwa penting dan itu suatu hal yang mudah, tapi untuk sejarah peradaban cukup sulit jadi periodisasi itu diganti dengan tema-tema, seperti kerajaan Mataram Kuno dan Majapahit, Islamisasi, dan Westernisasi, demikian kata Prof. Sartono Kartodirdjo.

Denys Lombard meninggal pada tanggal 8 Ianuari 1998. Ia meninggalkan banyak karya, berupa buku dan artikel, yaitu 25 buku dan sekitar 200 artikel.

Cibinong, 4-7-2021  

Sumber

  • Henri Chambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary ed.,Panggung Sejarah, (Jkt, EFEO,PP Arkelogi Nasional, YOI, 1999)
  • Denys Lombard, Nusa Jawa: Silang Budaya (Jkt, Gramedia, 1996) jil. 1, tim terj.

Tentang farid lu'ay

on history..... "masa kini dan masa lampau akan muncul di masa depan..." ts eliot (the present and the past will appear in the future)
Pos ini dipublikasikan di sejarah dan tag , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Denys Lombard, Sejarawan Prancis

  1. luaydpk berkata:

    thank you for like this post about historian 🙂

Tinggalkan komentar