“Akhirnya kepemimpinan itu tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mengeluarkan semboyan-semboyan yang paling buruk, yang meskipun pada mulanya dimaksudkan sebagai propaganda, akhirnya menjadi selubung kebusukan atau alat dari para penguasa yang hampir sekarat. Pada tahap tertentu politik sloganisme itu akan merupakan boomerang yang timbul dari ledakan frustasi yang pedih dan mimpi-mimpi yang tak terpenuhi.”
Sumitro Djoyohadikusumo, tahun 1959, tanggapan ini dicetak stensil untuk kalangan nasionalis di luar yang tak sejalan dengan Demokrasi Terpimpin. Di dalam negeri sendiri tulisan itu baru beredar setelah 1 Oktober 1965.
20-2-2023