Harry A.Poeze menulis tentang Tan Malaka. Ia belajar Ilmu Politik di University of Amsterdam, lulus tahun 1972; memperoleh Ph.D. dalam Ilmu-Ilmu Sosial dari Universitas Amsterdam, Belanda, dengan disertasi tentang biografi Tan Malaka. Peneliti di KITLV dan direktur KITLV Press. Bidang penelitiannya mencakup perkembangan dunia politik Indonesia sejak tahun 1900 sampai revolusi Indonesia.
Karyanya antara lain: Tan Malaka; “Memuliakan, Mengutuk, dan Mengangkat Kembali Pahlawan Nasional: Kasus Tan Malaka” dalam Henk Schulte Nordholt, (ed. Dkk.) Perspektif Baru: Penulisan Sejarah Indinesia, (Jakarta: YOI-KITLV-Pustaka Larasan, 2008)
Ia menulis tentang biografi Tan Malaka. Tan Malaka adalah pejuang yang gigih dan juga pemikir Marxis. Pada awal zaman revolusi pernah satu jalan dengan Soekarno, namun kemudian berpisah jalan. Tan Malaka menggerakan Persatoean Perjoeangan yang menentang perjanjian dengan Belanda. Bung Karno dengan cerdik dapat meyakinkan kekuatan-kekuatan politik untuk mendukung perundingan pada Maret 1946. Gerakan Tan Malaka menghilang dan ia dipenjarakan atas alasan yang tidak jelas. Ia mendekam hingga bulan September 1948.
Setelah itu pandangan politiknya semakin mengeras. Ia menulis artikel untuk menyuarakan pandangannya dalam surat kabar. Ia mengecam keras pemimpin politik Republik Indonesia. Ia juga menulis otobiografinya, yang berisi pernyataan politik dan pamflet politik.
Setelah dibebaskan dari penjara pada tanggal 7 November 1948 Tan Malaka mendirikan Partai Murba. Namun, partai itu tidak mendapat kesempatan berkembang. Belanda menyerang kembali Indonesia.
Pada tanggal 21 Februari 1949 ia ditangkap di lereng gunung Wilis, dekat Kediri, Jawa Timur. Ia dieksekusi mati setelah divonis oleh pengadilan militer semu. Makamnya sampai sekarang belum ditemukan.
23-12-2021