Sejarah Bisnis Muhammad Saw

pa

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah Saw bersabda: “Kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta, tetapi oleh kayanya jiwa.”

Muhammad Saw lahir dalam kondisi yatim, lalu ibunya Aminah menyusul wafat setelah ia berusia 6 tahun. Sebentar diasuh kakeknya, Abdul Muthalib. Setelah kakeknya tiada jatuhlah pengasuhannya kepada Abu Thalib, pamannya.

Abu Thalib bukanlah orang kaya maka untuk membantu beban pamannya beliau bekerja tidak tetap, dan kemudian beliau menggembala kambing penduduk Makah. Dari menggembala itu beliau mendapat upah. Pada usia 12 tahun ia sudah diajak pamannya berdagang ke daerah Syam. Antara usia 12 tahun hingga usia 17 tahun sebagai masa kerja magang (intership).

Pada usia 17 tahun Muhammad saw sudah mengelola usaha bisnisnya sendiri. Sebagaimana kebanyakan penduduk Makah termasuk suku Quraisy umumnya menjadi pedagang, ia pun memilih profesi pedagang. Beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di kota Makah. Beliau membeli barang di pasar dan kemudian menjualnya  kepada orang lain. Setelah beberapa lama ia mendapat modal dari para investor dari beberapa orang yang tidak bisa mengelola bisnis mereka sendiri. Mereka menyambut baik karena beliau menjalankan bisnisnya dengan penuh kejujuran dengan berdasarkan kerjasama mudharabah (bagi hasil).

Dengan kepercayaan itu maka terbukalah peluang bagi beliau untuk memasuki dunia bisnis dengan cara menjalankan modal orang lain, baik dengan sistem upah (free based) maupun dengan bagi hasil (profit sharing).

Dalam menjalankan bisnisnya beliau mendasarkan pada kejujuran, teguh memegang janji, dan sifat-sifat baik lainnya. Dengan cara kerjanya itu penduduk Makah mengenal Muhammad Saw sebagai orang yang terpercaya (al-amin). Para pemilik modal Makah waktu itu semakin banyak yang melakukan kemitraan dengan beliau. Termasuk di antaranya adalah Khadijah binti Khuailid. Ia menawarkan kemitraan bisnis dengan sistem bagi hasil. Dalam bisnis ini, Khadijah sebagai pemodal (shahibul maal), sementara Muhammad Saw bertindak sebagai pengelola (mudharib). Ketika Muhammad Saw menikah dengan Khadijah maka mereka menjalankan bisnis bersama.

Muhammad Saw menjalankan bisnis sekitar 28 tahun. Adapun wilayah yang dijelajahinya di antaranya, Yaman, Syiria, Bushra, Iraq, Yordania, Bahrain, dan kota-kota perdagangan di Jazirah Arab.

Muhammad Saw memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah sebanyak lima kali. Beliau mendapat keuntungan dua kali lipat. Dengan keuntungan besar yang diraih itu maka Khadijah memberikan bagian keuntungan lebih besar lagi daripada yang telah disepakati mereka berdua.

Di antara pasar-pasar Arab zaman Jahiliah yang paling terkenal adalah sebagai berikut: Daumatul Jandal, al-Mushaqqar (Bahrain), Suhar (Oman), Daba (Oman), Shihr Mahrah, Souq Aden (Yaman), Souq San’a (Yaman), al-Rabiyah (Hadramaut), Ukaz, Zil-Majaz, Mina, dan An-Natah. Pasar-pasar itu lingkupnya bukan hanya regional bahkan internasional karena yang datang tidak hanya penduduk sekitar wilayah Arab tetapi juga dari luar dari bangsa-bangsa lain, seperti India dan Cina.

Bisnis yang dikelola Muhammad Saw dimulai dari kecil hingga mendapat penghasilan besar, maka ketika pada umur 25 tahun beliau menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta dan 12 uqiyah (ons) emas. Jika dikonversi ke uang rupiah sekarang sekitar hampir 2 m.

Setelah beliau menikah bidang perdagangan tetap dijalankan sebagaimana penduduk Makah. Beliau sempat melakukan perjalanan dagang ke Yaman, Najd dan Najran. Selain ke kota-kota itu beliau juga terlibat urusan dagang pada musim haji.

Jika dilihat dari kekayaan beliau pernah kaya, sedang dan hidup sederhana. Sebagai Nabi, beliau tidak menerima sadaqah tapi beliau menerima hadiah. Hal itu pernah dibuktikan oleh Salman al-Farisi ketika dalam perjalanannya menemukan keislaman sampai di hadapan Nabi Saw. Juga dari hasil pampasan perang beliau bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kekayaan terakhirnya menjelang beliau wafat adalah 7 keping dinar, yang beliau katakan agar diberikan kepada fakir miskin.

Setelah usia 37 tahun beliau banyak ber-uzlah ke gua Hira. Hal ini beliau lakukan hingga mendapat wahyu pertama.

Cibinong, 19-10-2021

Sumber

M. Syafii Antonio, Muhammad Saw Super Leader Super Manajer, (Jakarta: ProLM Center & Tazkia, 2009)

Syafiurahman Al Mubaraqfuri, Sirah Nabawiyah, (Depok, GIP, 2020), terj.

Iklan

Tentang luaydpk

on history..... "masa kini dan masa lampau akan muncul di masa depan..." ts eliot (the present and the past will appear in the future)
Pos ini dipublikasikan di Business, sejarah dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Sejarah Bisnis Muhammad Saw

  1. luaydpk berkata:

    in the moorning we look sunrise, and smile for it 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s