Perang pada Masa Nabi Muhammad saw

ilustrasi /kh

Fight in the way of Allah against those who fight against you, but begin not hostilities. Lo! Allah loveth not aggressors. (QS al-Baqarah: 190)

Ketika nabi Muhammad saw di Makah pengikutnya masih terbatas hanya terdiri dari kalangan keluarga dekat dan beberapa budak yang dimerdekakan. Setelah nabi Muhammad saw melakukan hijrah dari Makah ke Madinah (semula Yatsrib) pemeluk Islam semakin bertambah, yang diawali dengan Perjanjian Aqabah I dan Aqabah II.

Selama di Makah sekitar 13 tahun dakwah Nabi saw selalu dihalang-halangi dan bahkan beliau mendapat ancaman pembunuhan dari kaum Quraisy, sehingga penyiaran Nabi saw tidak banyak perkembangan. Namun setelah Nabi saw menerima perintah dan ia melakukan hijrah ke Madinah pengikutnya semakin bertambah. Penduduk Madinah terutama suku Khazraj dan Aus sudah mendengar mengenai berita Nabi saw. Mereka setelah memeluk Islam untuk selalu setia kepada Nabi Muhammad saw dan mereka menjamin keamanan dan mendukung perjuangan Nabi saw. (Ahmad Amin, h. 104)

Setelah Nabi Muhammad saw hijrah ternyata gangguan kaum Quraisy tidak juga berhenti dan bahkan semakin keras. (Al Mubaraqfuri, h. 137) Dalam situasi seperti itu Nabi saw belum melakukan perlawanan, sebab belum  ada perintah untuk perang.

Setelah perintah perang itu turun, seperti dalam Al-Quran di antaranya QS al-Hajj ayat 39, “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”, QS al-Baqarah ayat 190, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”  Nabi saw memerintahkan kaum Muhajirin (para imigran) dan Anshar (para penolong) untuk melakukan persiapan perang melawan kaum Quraisy Makah. Perintah perang itu turun pada bulan Safar tahun 2 Hijriah/ 623 M. Perang pertama Nabi dan para sahabat dengan orang-orang Quraisy dan Bani Hamzah disebut Perang Waddan, namun tidak terjadi pertumpahan darah, karena pihak lawan melarikan diri. Setelah itu perang demi perang beruntun dimulai hingga perang terakhir yang disebut Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun 9 H. (Ali M Yakub, h. 78)

Perang yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw disebut qhazwah sedangkan perang yang tidak dipimpin langsung beliau disebut sariyah. Namun mengenai jumlah ghazwah dan sariyah para sejarawan Muslim berbeda pendapat. Sebab, di antara sahabat ada yang menghitung dua perang sebagai satu perang dan ada juga karena perbedaan istilah ghazwah dan sariyah. Ali mengatakan diambil jumlah kecilnya ghazwah Nabi mencapai dua puluh satu  (seperti riwayat Jabir bin Abdullah), sedangkan sariyah mencapai enam puluh kali.

Beberapa penulis sejarah hidup nabi Muhammad saw tidak mengisahkan semua perang pada masa beliau tapi hanya beberapa saja. Martin Lings melukiskan bagaimana terjadinya perang Badar, mulai dari persiapan sampai kemenangan kaum Muslim. Nabi saw tidak hanya mempersiapkan fisik pasukan tapi ia juga berdoa untuk minta pertolongan-Nya. Sementara kaum Quraisy menyombongkan diri dengan jumlah pasukan yang banyak. Pertolongan itu disebutkan dalam QS Al-Anfal: 9 (h.207)

Dengan mengutip Maududi, Ali menulis, “Islam tidak menggunakan istilah perang, tetapi menggantinya dengan istilah jihad. Hal itu karena perang selalu dikonotasikan untuk pertempuran yang terjadi antara sekelompok orang dengan kelompok yang lain, atau antara satu bangsa dengan bangsa yang lain, dimana motivasinya adalah ambisi-ambisi pribadi. Perang yang disyariatkan dalam Islam tidak termasuk dalam kategori ini. Karenanya, Islam menggunakan istilah jihad yang selalu dikaitkan dengan kata fi sabilillah. Apabila jihad dilandasi oleh ambisi-ambisi pribadi atau golongan, maka ia tidak dapat disebut jihad menurut terminologi Islam dan tidak akan diterima oleh Allah Swt.” (ibid., h. 95)

Lanjutnya dengan mengutip Prof. Said Ramdhan al-Buti, dalam perjalanan sejarahnya jihad pernah merupakan tindakan defensif. Namun, itu terjadi pada tahap awal ketika jihad belum diwajibkan dan setelah jihad diwajibkan kepada umat Islam hingga Nabi Muhammad saw wafat jihad masih menjadi suatu kewajiban.

Sepeninggal Nabi saw perjuangan dilanjutkan oleh para sahabatnya, sehingga agama Islam semakin tersiar luas melampaui kawasan Arab.

“Dan inilah kata-kata Al-Qur’an tentang nasib prajurit yang gugur dalam pertempuran di jalan Allah—yaitu dalam membela agama yang benar dan untuk membela orang-orang yang tertindas dan yang lemah, serta untuk memperbaiki yang salah.” (Picthall, h. 33)

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya./ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar./ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”./ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS al-Baqarah: 154-157)

Wallahu ‘alam.

Cibinong, 7-4-2021

Sumber

Ahmad Amin, Fajar Islam, (tt), terj. Zaini Dahlan, MA.

Syafiurahman Al Mubaraqfuri, Sirah Nabawiyah, (Depok, GIP, 2020), terj.

Prof. Ali Mustafa Yakub, Sejarah Metode dan Dakwah Nabi, (Jakarta, P Firdaus, 2019)

Martin Lings, Muhammad Kisah Hidup berdasarkan Sumber Klasik, (Jkt, Serambi, 2016), terj.

Marmaduke Picthall, Perang dan Agama, (War and Religion) (Jakarta, YAPI, 1988), terj.

Iklan

Tentang luaydpk

on history..... "masa kini dan masa lampau akan muncul di masa depan..." ts eliot (the present and the past will appear in the future)
Pos ini dipublikasikan di sejarah dan tag , , , , , , , , , . Tandai permalink.

3 Balasan ke Perang pada Masa Nabi Muhammad saw

  1. lazione budy berkata:

    81 perang, luar biasa.
    Allahu Akbar.

  2. luaydpk berkata:

    Betul Bro, bisa dibayangkan bagaimana kekuatan fisik mereka dan persiapan serta setiap setrateginya, demi membela aqidah, terimakasih.

  3. luaydpk berkata:

    Thank you very much 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s