“Tak ada jalan bagi manusia untuk memperoleh ketenteraman jiwa kecuali berlindung di bawah ajaran agama. Agama memberikan jawaban terhadap pertanyaan: untuk apa susah payah dalam hidup ini? Manusia diciptakan untuk berusaha demi “tempat kembali”-nya yang bisa menyapu segala yang ada dalam sekejap mata. Jawaban agama, sebagaimana hasil renungan kami terhadap ayat-ayat suci Al-Qur’an, adalah jelas tidak ada keraguan di dalamnya.
Sebagai manusia, tokoh-tokoh penemu, peneliti dan pencipta, semuanya mati. Yang langgeng adalah hasil usahanya yang sungguh-sungguh sebagai khazanah bagi kebaikan umat manusia keseluruhan.
Sebelumnya, para rasul dan nabi semuanya juga mati, sebagaimana manusia. Yang langgeng adalah risalah mereka sebagai menara petunjuk jalan kehidupan.
Agama dengan menanamkan kepercayaan tentang kehidupan akhirat, dapat menolong manusia, makhluk fana, dalam usahanya memperjuangkan kebaikan dan nilai-nilai yang abadi sesuai dengan cita-citanya. Agama menjadikan perjuangan hidup ini tidak sia-sia. Bahwa kehidupan dunia yang sementara ini hanyalah ujian bagaimana mengemban tugas-tugas kehidupan dan amanat kemanusiaan. Dengan demikian, agama dapat menghindarkannya dari konsep kepercayaa ‘adam (punah, kematian adalah akhir dari segalanya) yang dapat melemahkan semangat hidup.”
Dr. Asisyah Abdurahman (Bintu Syati)