Arsip Tag: Poems

Ibn Khaldun tentang syair

Dipublikasi pada 14 November 2023 oleh farid lu'ay

“Syair adalah pembicaraan yang fasih, baligh, yang didasarkan kepada metafora dan deskripsi-deskripsi; yang terbagi kepada pola-pola, bagian-bagian, yang lekat dengan matra, wazn, dan ritma serta setiap bagiannya inependen di dalam tujuan dan maksudnya dibandingkan dengan yang datang sebelum dan sesudahnya; … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di Kata-Kata | Tag About Poems, Ibn Khaldun, metafora, Poems, Poetry, Puisi, Quotes, Sastra, Sastra Arab, Syair | Meninggalkan komentar

Puisi Sutardji C Bachri

Dipublikasi pada 2 November 2023 oleh farid lu'ay

Berikut ini puisi Tanah Air Mata* karya Sutardji Calzoum Bachri yang diciptakan tahun 1991 yang menggambarkan perlawanan sosial dari seorang sastrawan atas realitas kehidupan yang dihadapi oleh rakyat. Tanah Air Mata tanah airmata tanah tumpah darahku mata air airmata kami airmata … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di bahasa | Tag Asia Tenggara, Indonesia, Ketimpangan Sosial, Kritik Sosial, Menjadi Tuan di Negeri Sendiri, Poems, Poetry Reading, Politik, Puisi Kritik, Sastra, Sastra dan Budaya, Sastra Indonesia, Sastrawan, Suara Penyair, Sutardji Calzoum Bachri, Syair | 4 Komentar

Rakyat Adalah Sumber Kehidupan

Dipublikasi pada 23 September 2022 oleh farid lu'ay

karya WS Rendra Rakyat adalah sumber kedaulatanKekuasaan tanpa rakyatadalah benalu tanpa karisma Rakyat adalah bumiPolitik dan kebudayaan adalah udaraBumi tanpa udara adalah bumi tanpa kehidupanUdara tanpa bumiadalah angkasa hampa belaka Wakil rakyat bukanlah abdi kekuasaanWakil rakyat adalah abdi para petani, … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di bahasa | Tag Anies Baswedan, Budaya, Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta, Indonesia, Info, Jakarta, Kegiatan Seni, Poems, Poetry Reading, Puisi, rakyat adalah sumber kehidupan, Sastra, Smart Leader, suara rakyat, Syair, Taman Ismail Marzuki Jakarta, WS Rendra | 1 Komentar

Syair Abul ‘Ala al Ma’arri

Dipublikasi pada 11 Juli 2021 oleh farid lu'ay

“Anda saksikan, apakah seorang manusia masih punya secuil kebanggaan setelah tragedi rusaknya jasad ragawi yang hancur lebur? Sebuah tragedi yang membuat gemetar seorang penyair Abul ‘Ala. Terdengarlah bacaan syair ditingkahi nyanyian burung. Ia mengatakan bahwa kepedihan pada saat kematian lebih … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di Kata-Kata Bijak, Penyair | Tag Abul 'Ala, Poems, Syair, Tragedi Kematian, Tragedy of Death | 1 Komentar

Puisi Iqbal

Dipublikasi pada 1 Januari 2020 oleh farid lu'ay

Kehidupan adalah gerak maju, Hukum semacam inilah yang mengatur dunia, Dalam perjalanan ini tak mungkin berhenti, Tinggal diam berarti mati. *** Hidup adalah abadi, selalu gemetar, selalu muda, *** Satu-satunya yang tetap di dunia ialah perubahan. Iqbal Ia … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di puisi | Tag Change, Gerak, Life, Muhammad Iqbal, Poems, Puisi, Puisi Iqbal, Syair, Syair-Syair Iqbal | 1 Komentar

Diskusi Tentang Iqbal

Dipublikasi pada 20 September 2019 oleh farid lu'ay

“Muhammad Iqbal Pembangun Spiritual di Penjuru Dunia” Di Gedung HB Jassin Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada tanggal 13 Sept 2019. Keynote speaker Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mr. Abdul Salik Khan. Ia menguraikan mengenai biografi Iqbal dan perannya untuk … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di diskusi | Tag Diskusi di TIM, Diskusi Iqbal, Diskusi Syair-Syair Iqbal di HB Jassin, Filosof, Indonesia, Indonesia-Pakistan, Islamic Literature, Muhammad Iqbal, Pakistan, PDS HB Jassin Taman Ismail Marzuki Jakarta, Pemikir Muslim, Poems, Puisi, Puisi Kritik, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Sang Kritikus, Sastra, Syair-Syair Iqbal | 1 Komentar

Sumpah Kaum Gelandangan

Dipublikasi pada 25 Oktober 2013 oleh farid lu'ay

……………….. Satu. Kami kaum gelandangan bersumpah bahwa kami akan menyintai tanah air kami sehidup semati Dua. Kami kaum gelandangan bersumpah bahwa kami benar-benar tidak punya tanah Tiga. Kami kaum gelandangan bersumpah bahwa kami berlimpah air kalau ada … Baca lebih lanjut →

Dipublikasi di puisi | Tag Apa Arti Merdeka?, Gelandangan di Negeri Sendiri, homeless in my land, Indonesia, Kaum Mustadhafin, kaum pribumi, Keadilan dan Kesejahteraan, Kritik Sosial, Menjadi Tuan di Negeri Sendiri, Nasionalisme, Poems, Puisi, Sumpah Kaum Gelandangan | 1 Komentar

Iqbal’s poems

Dipublikasi pada 4 Oktober 2013 oleh farid lu'ay

“O residents of the West, God’s eart is not a shop! The gold you think to be genuine will now prove to be of low value. Your civilization is going to commit suicide with her own dagger. The nest which … Baca lebih lanjut →