Membaca Ulang: Tentang Gerakan 30 September

This is John Roosa’s book about  the movement of ’30 September’  in the end of Orde Lama (old order) in Indonesia history.

Penulis memperoleh gelar Ph.D. dari Universitas Wisconsin, Medison, AS dengan disertasi berjudul “Nationalism, Communism, Islam in Hyderabad State, India”. Kini sebagai Asisten Profesor di Jurusan Sejarah University of British Columbia, Vancouver, Kanada.

Dalih Pembunuhan Massal adalah karya hasil penelitian John Roosa mengenai Gerakan 30 September (G 30 S). Ia sengaja tidak menambahkan singkatan PKI di belakang G 30 S. Sebab mustahil menimpakan aksi pada peristiwa itu kepada sebuah organisasi partai yang beranggotakan kurang lebih tiga juta orang. Apakah mereka semua terlibat? Ataukah hanya oknum elit PKI? Atau oknum elit PKI bekerjasama dengan orang-orang tertentu di AD? Semuanya belum jelas betul. Penulis ingin menjernihkan tentang G 30 S dengan hasil penelitian ilmiah, bukan dengan doktrin yang selama ini dijejalkan oleh rezim Orde Baru, yang berdalih bahwa PKI yang menjadi dalang dalam peristiwa nahas tersebut.

Menurut penulis, “Buku ini ditulis berdasarkan anggapan bahwa anggota-anggota PKI sebenarnya manusia, bukan setan, dan memiliki karakter moral yang tidak lebih baik atau lebih buruk dari orang-orang lain di Indonesia.” Dengan asumsi tersebut penulis belum mengambil kesimpulan apapun mengenai peristiwa G 30 S ketika menulis karyanya, dan ia sebagai sejarawan menghindari hal itu.

Penulis mencatat, jika pasukan Suharto dalam menanggapi G 30 S setimpal, seharusnya mereka hanya menangkap dua belas orang  anggota Politbiro PKI yang terlibat, dan begitu juga tokoh-tokoh militer dan sipil yang terlibat dalam G 30 S. Namun, Angkatan Darat memburu setiap anggota PKI dan organisasi masyarakat yang terkait dengannya. Hal itu memperlihatkan bahwa tanggapan AD itu tidak ditetapkan kebutuhannya untuk menumpas G 30 S saja.

Bagi Suharto nama-nama para organisator G 30 S tidaklah penting. Dia dan para perwira AD kliknya mulai membasmi PKI empat hari setelah kejadian, dan bahkan sebelum mereka mendapatkan bukti bahwa PKI yang memimpin G 30 S. Tak masalah mereka tidak menemukan bukti nama-nama orang yang terlibat. Bukti dapat direkayasa oleh AD. Dengan begitu, G 30 S merupakan dalih yang tepat utuk melakukan rencana yang telah ada sebelumnya untuk merebut kekuasaan.

G 30 S tahun 1965-1966 adalah tragedi dalam sejarah Indonesia modern. Dalam peristiwa itu tidak hanya terjadi pembunuhan massal yang diorganisasi oleh Angkatan Darat, namun naiknya para pembunuh, yang memandang wajar mereka melakukan kekejian untuk mengelola tata pemerintahan. Penekanan karya ini pada peristiwa 1 Oktober 1965 dan lanjutannya, bukan hanya tentang siapa yang terlibat.

Buku ini mengungkap hal baru mengenai peristiwa 1 Oktober 1965 atau yang sering disebut G 30 S dan mengoreksi informasi yang selama ini masyarakat Indonesia terima tentng peristiwa itu, karena itu buku ini penting dibaca oleh sejarawan dan masyarakat umum yang berminat pada karya sejarah. Karya ini ditulis bukan hanya berdasarkan data teks, namun juga sumber lisan dari para pelaku yang terlibat.

lu’ay
Peminat buku sejarah

Tentang farid lu'ay

on history..... "masa kini dan masa lampau akan muncul di masa depan..." ts eliot (the present and the past will appear in the future)
Pos ini dipublikasikan di diskusi, Indonesia, sejarah dan tag , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar